Manajemen Resiko Pada Proyel, dan Jenis-Jenis Resiko
Assalammualaikum Wr Wb
Pada blog kali ini saya akan membahas tentang Manajemen Resiko, dan Jenis-jenis resiko tersebut. Langsung saja dibaca :
1.Manajemen Resiko Pada Proyek
a.Risiko Spekulatif
Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian. Resiko spekulatif kadang-kadang dikenal pula dengan istilah risiko bisnis (business risk). Seseorang yang menginvestasikan dananya disuatu tempat menghadapi dua kemungkinan. Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan atau malah investasinya merugikan. Risiko yang dihadapi seperti adalah risiko spekulatif. Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat menimbulkan kerugian.
Jenis risiko spekulatif adalah risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan, agar terjadinya ketidakpastian memberikan peluang keuntungan kepadanya. Umumnya tidak bisa diasuransikan. Contoh dari risiko ini adalah : kita menggunakan modal untuk membuka usaha rumah makan, atau digunakan untuk investasi membangun pembangkit baru. Dalam membuka usaha baru ini pasti akan ada kemungkinan risiko rugi, tapi juga ada peluang untuk memperoleh keuntungan.
b.Risiko Murni
Risiko murni (pure risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu contohnya adalah kebakaran, apabila perusahaan mengalami kebakaran, maka perusahaan tersebut akan mengalami kerugian. Kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi kebakaran. Dengan demikian kebakaran hanya menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan keuntungan, kecuali ada kesengajaan untuk membakar dengan maksud-maksud tertentu.
Salah satu cara menghindari risiko murni adalah dengan asuransi. Dengan demikian besarnya kerugian dapat diminimalkan. Itu sebabnya risiko murni dapat dikenal dengan istilah risiko yang dapat diansuransikan (insurable risk).
Perbedaan utama antara risiko spekulatif dengan risiko murni adalah kemungkinan untuk ada atau tidak, untuk risiko spekulatif masih terdapat kemungkinan untung, sedangkan untuk risiko murni tidak dapat keuntungan.
Maka kita sebagai masyarakat, terlebuh pengusaha harus mempelajari manajemen resiko karenasasarandari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat.
2.Risiko berdasarkan dapat tidaknya dialihkan
a.Risiko yang dapat dialihkan
Risiko yang dapat dialihkan yaitu risiko yang dapat dipertanggungkan sebagai obyek yang terkena risiko kepada perusahaan asuransi dengan membayar sejumlah premi. Dengan demikian kerugian tersebut menjadi tanggungan (beban) perusahaan asuransi.
b.Risiko yang tidak dapat dialihkan,
Risiko yang tidak dapat dialihkan yaitu semua risiko yang termasuk dalam risiko spekulatif yang tidak dapat dipertanggungkan pada perusahaan asuransi.
3.Risiko berdasarkan asal timbulnya
a.Risiko Internal
Risiko Internal yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri. Misalnya risiko kerusakan peralatan kerja pada proyek karena kesalahan operasi, risiko kecelakaan kerja, risiko mismanagement, dan sebagainya.
b.Risiko Eksternal
Risiko Eksternalyaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan atau lingkungan luar perusahaan. Misalnya risiko pencurian, penipuan, fluktuasi harga, perubahan politik, dan sebagainya.
Pada blog kali ini saya akan membahas tentang Manajemen Resiko, dan Jenis-jenis resiko tersebut. Langsung saja dibaca :
1.Manajemen Resiko Pada Proyek
Resiko
Proyek
Resiko proyek adalah peristiwa
tidak pasti yang bila terjadi akan memiliki efek positif atau negatif terhadap
tujuan proyek (bisa berupa biaya, waktu, mutu, ruang lingkup). Resiko mungkin
memiliki satu atau lebih penyebab, yang bila terjadi memiliki satu atau lebih
dampak. Resiko memiliki 3 unsur utama didalamnya, dapat dilihat dari gambar
dibawah ini.
Adalah sebuah proses
sistematis untuk merencanakan, mengidentifikasi, menganalisis, dan merespon
resiko proyek. Manajemen resiko proyek meliputi aspek teknik, dan non
teknik. Contoh aspek teknik misalnya adalah hal-hal yang berhubungan dengan
item pekerjaan. Contoh aspek non teknik misalnya adalah hubungan antara proyek
dengan lingkungan dan masyarakat sekitar, dengan pemerintah, dan lain-lain.
Tujuan dari
manajemen resiko proyek adalah (C. Duffield & B. Trigunarsyah, 1999) :
· Membatasi
kemungkinan-kemungkinan dari ketidakpastian
· Membuat langkah-langkah
yang lebih mengarah pada tindakan proaktif dibandingkan reaktif dalam memandang
kemungkinan ancaman dan kerugian yang besar.
· Membatasi kerugian dan
ketidakpastian pada stake holder
· Menjaga kesinambungan
program operasi, sehingga tidak terganggu dengan kejadian-kejadian yang belum
terantisipasi sebelumnya.
· Menjalankan program
manajemen risiko secara efektif sehingga mempunyai pengaruh yang menguntungkan
dan bukan menimbulkan biaya baru.
Di
dalam manajemen resiko proyek, ada beberapa proses yang terlibat didalamnya,
yaitu :
Perencanaan
manajemen resiko
Menetapkan
basis yang disepakati untuk mengevaluasi resiko.
Menyediakan
sumberdaya dan waktu yang memadai untuk aktivitas manajemen resiko
2. Identifikasi resiko
Menentukan
resiko-resiko yang mempengaruhi proyek dan mendokumentasikan karakteristiknya
Merupakan
proses iteratif karena resiko-resiko baru mungkin diketahui sebagai kemajuan
proyek melalui siklus hidupnya
3. Analisis resiko kualitatif
Menilai
prioritas resiko teridentifikasi menggunakan peluang terjadinya dan dampaknya
terhadap tujuan proyek bila resiko itu terjadi.
4. Analisis resiko kuantitatif
Dikerjakan
berdasarkan resiko yang diprioritaskan oleh proses analisis resiko kualitatif
Teknik
untuk menganalisa resiko kuantitatif salah satunya adalah pohon keputusan
(Decision Tree)
5. Perencanaan respon terhadap resiko
Proses
mengembangkan pilihan dan menentukan tindakan untuk mengurangi ancaman terhadap
tujuan proyek.
6. Pengendalian dan monitoring resiko
Proses mengidentifikasi,
menganalisis, dan merencanakan resiko-resiko yang baru muncul, melacak resiko teridentifikasi, menganalisis ulang resiko sekarang, memonitor kondisi pemicu rencana
kontingensi, memonitor sisa resiko, dan mereview
pelaksanaan respon resiko saat
mengevaluasi keefektivannya.
2.Jenis-Jenis Resiko
1.Risiko berdasarkan sifatnya
a.Risiko Spekulatif
Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian. Resiko spekulatif kadang-kadang dikenal pula dengan istilah risiko bisnis (business risk). Seseorang yang menginvestasikan dananya disuatu tempat menghadapi dua kemungkinan. Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan atau malah investasinya merugikan. Risiko yang dihadapi seperti adalah risiko spekulatif. Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat menimbulkan kerugian.
Jenis risiko spekulatif adalah risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan, agar terjadinya ketidakpastian memberikan peluang keuntungan kepadanya. Umumnya tidak bisa diasuransikan. Contoh dari risiko ini adalah : kita menggunakan modal untuk membuka usaha rumah makan, atau digunakan untuk investasi membangun pembangkit baru. Dalam membuka usaha baru ini pasti akan ada kemungkinan risiko rugi, tapi juga ada peluang untuk memperoleh keuntungan.
b.Risiko Murni
Risiko murni (pure risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu contohnya adalah kebakaran, apabila perusahaan mengalami kebakaran, maka perusahaan tersebut akan mengalami kerugian. Kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi kebakaran. Dengan demikian kebakaran hanya menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan keuntungan, kecuali ada kesengajaan untuk membakar dengan maksud-maksud tertentu.
Salah satu cara menghindari risiko murni adalah dengan asuransi. Dengan demikian besarnya kerugian dapat diminimalkan. Itu sebabnya risiko murni dapat dikenal dengan istilah risiko yang dapat diansuransikan (insurable risk).
Perbedaan utama antara risiko spekulatif dengan risiko murni adalah kemungkinan untuk ada atau tidak, untuk risiko spekulatif masih terdapat kemungkinan untung, sedangkan untuk risiko murni tidak dapat keuntungan.
Maka kita sebagai masyarakat, terlebuh pengusaha harus mempelajari manajemen resiko karenasasarandari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat.
2.Risiko berdasarkan dapat tidaknya dialihkan
a.Risiko yang dapat dialihkan
Risiko yang dapat dialihkan yaitu risiko yang dapat dipertanggungkan sebagai obyek yang terkena risiko kepada perusahaan asuransi dengan membayar sejumlah premi. Dengan demikian kerugian tersebut menjadi tanggungan (beban) perusahaan asuransi.
b.Risiko yang tidak dapat dialihkan,
Risiko yang tidak dapat dialihkan yaitu semua risiko yang termasuk dalam risiko spekulatif yang tidak dapat dipertanggungkan pada perusahaan asuransi.
3.Risiko berdasarkan asal timbulnya
a.Risiko Internal
Risiko Internal yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri. Misalnya risiko kerusakan peralatan kerja pada proyek karena kesalahan operasi, risiko kecelakaan kerja, risiko mismanagement, dan sebagainya.
b.Risiko Eksternal
Risiko Eksternalyaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan atau lingkungan luar perusahaan. Misalnya risiko pencurian, penipuan, fluktuasi harga, perubahan politik, dan sebagainya.
Daftar Isi
Komentar
Posting Komentar